Cukup Melihat dari Jauh
cerpen Menompang dahu sembari memandang jalanan, aku menghela nafas lelah. Bus sudah senyap dengan rusuhnya para penumpang. Tersisa suara musik yang kini menemani sang supir untuk mengantar kami pulang dari kegitan study tour. Sesekali pula kami berhenti hanya untuk pergi ke toilet atau semacamnya. Aku mengambil air dari tas. Membuka tutupnya lalu menegak sampai airnya tersisa sedikit. Aku duduk merenung melihat bus sebelah yang juga ikut berhenti di area pemberhentiaan. Netraku tidak sengaja melihat siluet seseorang yang kini tengah bermain ponsel dengan jaket menyelimuti tubuhnya. Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku saat itu juga. Aku ingin melihatnya lebih lama lagi. Memandang wajahnya yang belakangan ini menjadi salah satu favorit ku. Tidak tahu kenapa aku bisa sampai menyukainya. Aku pun tidak tahu sudah dari kapan aku menyukainya. Yang aku tahu hanya kalau aku sangat menyukai paras yang ia miliki. Apa lagi tatapan dan senyuman yang selalu ia tunjukan pada seseorang. Itu memb...