Sebuah Keinginan Yang Tidak Bisa Terwujud
Cerpen
"Dengan ini aku bersumpah untuk menjalankan kewajibanku ...."
Aku menunduk kala mendengar seruan dari beberapa murid yang berbaris rapi di depan. Kata demi kata berlanjut. Ingin sekali pergi dari sana, membuang rasa kesalku saat mendengar kata sumpah pramuka itu. Seharusnya aku juga berada di barisan depan sambil mengucapkan sumpah, tapi aku justru berbaris di barisan siswa-siswi biasa yang ikut menyaksikan beberapa murid di depan.
Ada rasa janggal saat aku mendengarkannya. Kesal, kecewa, bahagia, lega, dan perasaan aneh yang mencampur aduk di hati. Dari SMP, aku selalu ingin berada di sana, baris dengan teman sebayaku seraya mengucapkan sumpah pramuka. Sumpah untuk mengabdi pada sekolah dan negara. Namun, aku tidak di bolehkan ikut oleh kedua orang tuaku. Alasannya sederhana, mereka hanya khawatir aku kenapa-napa.
Ya, memang, awalnya aku terpilih menjadi Calon Bantara di sekolahku. Aku mengikuti latihan setelah sepulang sekolah, sebelum akhirnya mengundurkan diri. Izin ke orang tua? Ya, aku izin pada mereka, tapi, lewat chat. Hanya pesan singkat yang membuat orang tuaku salah paham.
Anda :
Ma, aku pulang telat. Ada kumpulan di sekolah.
Aku tidak berbohong. Saat itu memang aku disuruh oleh kakak kelas untuk kumpul, meski aku tidak tahu kumpul apa. Aku hanya ikut-ikut saja, yang akhirnya membuat orang tuaku sedikit kesal.
Setelah itu lah, aku keluar dari pramuka dan menjadi murid biasa di sekolah. Ada rasa tidak rela, sih. Tapi mau bagaimana lagi? Masa aku harus melawan. Saat itu, Aku hanya bisa ingat kalimat, 'restu Allah tergantung restu kedua orang tua' begitu. Ya aku tidak mau terjadi kenapa-napa kalau aku nekat masuk pramuka.
Aku menghembuskan nafas berat saat barisan itu kembali ke tempat mereka sebelumnya. Aku menatap ke depan sembari mendengarkan amanat dari kepala sekolah. Hari ini tidak terlalu panas, jadi aku tidak mengeluh karena panasnya matahari. Hanya saja aku lapar, ingin memakan sesuatu.
Merosotkan bahuku dan menggerutu di balik masker. Sebuah tangan menepuk pundak ku. Aku menatap gadis yang berdiri di sampingku. Dia sedikit berbisik padaku.
"Dia ganteng 'kan?" ucapnya seraya menunjuk salah satu murid baru yang sedang baris di depan.
Aku hanya terkekeh menanggapi. Menggelengkan kepala dan menatap kembali ke depan. Hah, setidaknya aku bisa bebas dari hal-hal merepotkan tentang pramuka; tidak harus sendirian seperti anak hilang, uang juga bisa terkumpul untuk membeli kebutuhan sehari-hari; tidak untuk kebutuhan pramuka. Juga, fisikku akan terjaga selama aku tidak mengikuti pramuka. Walau pun, aku tetap kesal dengan tidak diizinkanku gabung ke pramuka. Padahal itu salah satu keinginanku semenjak masuk sekolah SMP.
end~
Jum'at, 22 Juli 2022
tertanda :
lizz pacarnya Hui💕